Jamur
Jamur
merupakan mikrobia multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia dalam
fermentasi maupun budidaya. Dalam bidang fermentasi umumnya yang digunakan
adalah jamur berbentuk hifa dan dikenal dengan sebutan jamur. Contohnya pada
pembuatan tempe, angkak dan kecap. Sedang yang dibudidayakan untuk diambil
badan buahnya dikenal dengan sebutan sebagai cendawan, misalnya jamur tiram,
jamur merang, jamur kuping, dan sebagainya.
Karakteristik Jamur
Kenampakan
sekilas pertumbuhan jamur benang pada makanan kadang cukup untuk
mengidentifikasi jamur tersebut sampai pada tingkat klas atau ordo. Ada
beberapa jamur dengan miselia longgar atau seperti bulu kapas, sedang yang
lainnya kompak. Beberapa lainnya memiliki kenampakan seperti beludru (velvet) pada permukaan atasnya, beberapa
kering dan seperti bubuk (powdery),
yang lainnya basah atau memiliki massa seperti gelatin. Beberapa jamur memiliki
keterbatasan ukuran, sedang lainnya hanya terhambat oleh makanan dan wadah.
Batasan zona pertumbuhan pada talus dapat digunakan untuk membedakan beberapa
jamur. Contohnya Aspergilus niger.
Pigmen pada miselium merah, ungu, kuning, coklat, kelabu, hitam adalah
spesifik. Demikian pula pigmen pada massa spora aseksual: hijau, hijau
kebiruan, kuning, oranye, jingga, coklat kelbau atau hitam. Kenampakan koloni
jamur dari belakang cawan juga tertentu, seperti hitam kebiruan atau seperti
warna hitam pada Cladosporum.
Karakteristik fisiologi jamur adalah sebagai berikut
1. Kandungan air
Pada
umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan disbanding khamir atau
bakteri. Namun demikian, batasan (pendekatan) kandungan air total pada makanan
yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa
kandungan air dibawah 14-15% pada biji-bijian atau makanan kering dapat
mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
2. Suhu
Kebanyakan
jamur termasuk dalam kelompok mesofilik,
yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur
sekitar 250 – 300C, namun beberapa tumbuh baik pada suhu
350 – 370C atau lebih, misalnya pada spesies Aspergillus.
Sejumlah jamur termasuk dalam psikrotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada
suhu dingin, dan beberapa masih dapat
tumbuh pada suhu dibawah pembekuan(-50 s/d 100C). Hanya
beberapa yang mampu tumbuh pada suhu tinggi (termofilik).
3. Kebutuhan Oksigen dan Derajat
Keasaman
Jamur
benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval pH yang luas (pH 2,0 – 8,5),
walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada kondisi asam.
4. Kebutuhan Makanan (Nutrisi)
Jamur
pada umumnya mampu menggunakan bermacam-macam makanan, dari yang sederhana
sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam-macam enzim hidrolitik,
yaitu amylase, pektinase, proteinase, dan lipase.
5. Senyawa Penghambat
Beberapa
jamur memproduksi senyawa penghambat bagi mikrobia lain, contihnya Penicillium chrysogenum dengan produksi
penisilinnya, Aspergillus clavatus,
klavasin. Beberapa komponen kimia bersifat mikostatik, menghambat
pertumbuhan jamur (misalnya asam sorbet, propionate, asetat) atau bersifat
fungisida yang mematikan jamur.
Pertumbuhan awal jamur benang adalah
lambat dibandingkan dengan bakteri atau khamir, oleh karena itu ketika kondisi
lingkungannya menguntungkan bagi pertumbuhan seluruh mikrobia, jamur biasanya
kalahdalam berkompetisi. Namun demikian setelah pertumbuhan berlangsung,
kemungkinan jamur dapat tumbuh dengan cepat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Fermentasi Jamur
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kehidupan jamur, yaitu sebagai berikut:
1.
Nutrisi.
2.
pH
optimal
3.
Suhu
4.
Udara
5.
Konsentrasi
inokulum
6.
dll
Aplikasi Jamur dalam Fermentasi
Ada beberapa jamur yang memiliki
kedudukan penting dalam fermentasi, antara lain sebagai berikut:
1.
Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan
asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organic yang banyak
digunakan dalam bidang pangan, misalnya pada pembuatan permen dan minuman
kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi makanan, misalnya roti tawar.
2.
Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan
tempe. Aktivitas jamur Rhizopus menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi
manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat.
Produk tempe kini juga telah dikembangkan menjadi produk isoflavon yang penting
bagi kesehatan.
3.
Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta
karoten pada fermentasi tradisional. Produk oncom yang dikenal di jawa barat
adalah hasil fermentasi yang dilakukan oleh Neurospora sitophila. Produksi spora untuk
sumber beta karoten yang dapat disubstitusikan pada makanan juga telah
diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber
warna yang cukup menarik.
4.
Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiologi
jarang dikenal karena produk yang dihasilkan. Mulai petama jamur ini di jawa
namun menjadi produk utama Cina dengan nama
angkak. Angkak adalah
fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang pada umumnya
digunakan pada masakan Cina. Sekarang ini telah ditemukan zat aktif pada angkak
yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.
5.
Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena
kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut penisilin. Sejak pertama
kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamurpenghasil antibiotika saat
ini telah banyak diketahui sehingga ragam atibiotika pun semakin banyak. Selain
itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam pembuatan
keju khusus.